http://abadkejayaan-antv.blogspot.com/
#SinopsisChakravartin Ashoka Samrat 185, by Made
Dikamar Rani Dharma, ashoka sedang duduk untuk melihat luka dan menggulung dhoti ia akan mengobati lukanya, ashok akan mengambil bungkusan obat yang diberikan pada Biarawan ia menyembunyiaknnya di balik guling, ashoka terhentak kaget ketika melihat ibunya datang menghampirnya, dengan segera ia menutup kembali dan menyembunyikan luka ketika Dharma datang menemui Ashoka.
Ashok :” Ini gawat, Ibu akan khawatir tanpa alasan”
Dharma menghampiri ashoka dan bicara kepada ashoka
Dharma :” Bahkan kau tidak tahu berapa banyak rasa khawatir ku ketika kau tidak membukakan pintu kamar mu”
Dharma sekali lagi bertanya kepada ashoka :"Ada apa putra ku, apa kau baik-baik saja?"
Ashok menjawab pertanyaan ibunya:” Aku baik-baik saja, tidak akan ada yang akan terjadi kepada ku jika ibu masih bersama dengan ku, aku sangat lapar bu”
Dharma pergi untuk membawakan ashoka sesuatu
Ashoka menyembunyikan rasa sakitnya pada Dharma
Di koridor istana, Shusima mengingat semua ucapan prajurit, shusima datang menuju ke kamar ashoka, parjurit memberitahunya: “ashoka tidak ada dikamarnya, ia berada di kamar Rani Dharma”
Shusima bertambah kesal, ia pergi menuju ke kamar Rani Dharma
Dikamar Rani Dharma, ashoka dan ibunya sedang asik memakan Laddo, ketika Shusima datang mencari ashoka ke kamar Dharma, ia bertemu dengan dharma dan menminta agar dharma menmanggil ashoka
Dharma :” Kami memang tadi bersama, tapi ashoka sudah pergi”
Shusima :” Aku tidak akan pernah mau memaafkan ashoka”
Dharma :”Tunggu shusim, apa maksud mu”
Shusima meminta kepada seorang prajurit untuk membawa ashoka kehadapnnya
Shusima pergi tanpa mendengarkan ucapan Dharma, dDarma menatap kepergian shusima dengan perasaan bingung
Dharma berfikir :” Masalah apa lagi yang kembali terjadi?”
Di tempat sementara Bindusara, yang mulia Bindusara dan chaankya keluar untuk membersihkan tangan mereka, Bindu sedang mencuci tangannya pada prajurit sedangkan chanakya membersihkan tangannya pada Ulka, prajurit membantu mengelap tangan Bindusara sedangkan ulka membantu chanakya, ketika ulka mengelap ia sengaja mencakar bagian punggung tangan cahanakya. Cakaran itu tidak beraksi apapun pada Chanakya Dari kejauhan, ulka mengamati chanakya dan tersenyum penuh dengan kelicikan, ulka berfikir :” cahankya, kau tidak perlu menghawatirkan raja, aku pun akan mengirimkan dia pada mu”
Di koridor luar, shusima menampar prajurit yang ditugaskan untuk mengawasi ashoka”
Shsuima sangat marah pada prajurit, shsuim meminta “ pegi dan cari ashoka, bawa dia kehadapan ku:
shusima berbicara pada Kaalatak :”Ia pergi dengan membodohi para prajurit, itu cara yang sangat pintar, ia keluar tapi ia tidak melakukannya dengan benar, bahkan tidak membayangkan apa yang akan ku lakukan terhadap dirinya”
Kaalatak hanya mendengarkan ucapan shusima
Shusima melihat ashoka berjalan di samping kooridor istana, di depan mata shusima ia melihat ashoka berjalan dan langsung menyusul memberhentikan ashoka, shusima langsung berlari “Ashooooka, tunggu aku”
Kaalatak menyusul shusima di belakang.
Ashoka bertemu dengan shusima di koridor luar istana, ashoka menceritakan cerita-cerita khayalan kepada shusima untuk membuyarkan maksud pembicaraan shusima.
Kaalatak dan shusima mengamati setiap detail kaki ashoka dengan tajam
Shusima beralasan pada ashoka :” Kau mencoba untuk mengalihkan pikiran ku dengan cara seperti ini, apa kau menganganggap bahwa aku hanya seorang anak?”
Ashoka menjawab pertanyaan shusima dan mengatakan hal yang sama kepadanya :”Aku juga bukan anak kecil, sehingga kau terus mengikuti ku setiap detik, aku menjadi seorang pangeran dan aku juga mempunyai hak untuk melangkah keluar dari istana dan berjalan bebas di istana ini”
Shusima berfikir :” Aku harus memikirkan cara, sehingga ashoka mau membuka pakaiannya”
Ketika ashoka ingin pergi dari hadapan shusima dan kaalatak, shusima mencegahnya untuk pergi.
Shusim :” Aku hanya menghawatirkan keadaan mu, aku hanya ingin memberitahu mu tentang pesta khusus yang akan diadakan, siamak dan drupat mereka akan datang, tentunya hal ini akan membuat ku sangat bahagia, jika kau mau ikut bergabung besama dengan kami”
Ashoka hanya mengangguk dan mengatakan :”Ya, baiklah”
Ashoka pergi, shusima meminta agar kaalatak membuat pengumuman tentang hal itu
Kaalatak :”Ya baiklah”.
Di koridor luar istana pun ashoka bertemu dengan Acahya Aakramak.
Aakramak sangat terkesan ketika ia melihat keadaan ashoka, ia masih hidup.
Aakramak bertanya pada ashok :” Aku melihat mu terjatuh dari atas gunung dengan mata ku sendiri, aku sangat terkejut, lalu bagaimana kau masih dapat hidup setelah kau jatuh dari ketinggian?”
Kilas balik : ketika utusan kaalatak menendang ashoka, ashoka terjatuh ke dalam sungai dan ia selamat.
Ashok menjawab pertanyaan Aakramak :” Mungin hari itu, itu bukanlah kematian buat ku”
Aakramak pergi dari hadapan ashoka
Ashok berfikir : “ Musuh ku tidak akan pernah dengan mudah membunuh ku dan juga membunuh tekad ku, hal ini sudah sangat jelas dan mengisyaratkan bahwa dewa pun selalu bersama dengan ku, dewa hanya menginginkan agar aku membatu semua orang yang kesulitan”
Siamak datang menemui ibu suri Helena, siamak kehilangan ibunya ia sangat sedih dan rindu pada Rani Noor.
Siamak :”Mengapa sampai sekarang ibu ku masih belum kembali?”
Helena :” Aku akan mengirimkan surat untuknya”
Helena pun sedih dan memeluk siamak :”Siamak kau tidak perlu khawatir, kau masih punya malaikat helena yang akan selalu menjaga mu, kau harus berani seperti orang tua mu, ibu mu pasti akan kembali”
Di gua tempat dastan menahan Noor, Noor sudah dilepaskan dari ikatan. Noor tampak lusuh dan ia kelaparan. Ketika itu Noor melihat seekor tikus mendekatinya dan ia mengambil batu dan memukul tikus itu hingga mati, Noor akan memakan tikus itu.
Di kerajaan Magadha, Shusima datang bersama dengan Siamak dan drupat, sedangkan ashoka datang dengan menggunakan Dhotinya, melihat kedatangan ashoka ia kesal.
Shusima meminta agar pelayan memberikan krim khusus untuk ashoka
Shusima menemui ashoka dan mengatakan :”Kau sudah datang untuk mandi, tapi mengapa kau masih memakai dhoti, kau harus segera melepaskannya”
Ashoka sedikit malu dan mengatakan :” sebelumnya aku belum pernah melakukannya, mungkin aku hanya akan duduk saja bersama dengan kalian”
Shusima menggoda Drupat untuk melepaskan dhoti ashoka, mereka semua tertawa senang, Drupat terus mencoba melepaskan ikat pinggang ashoka, "gantilah dengan handuk" ujar Drupat pada ashoka
ashoka berhasil menyelamatkan dirinya dari drupat dan memperbaiki ikat pinggangnya.
Ashok :” Aku akan keluar dari sini jika kalian membuat ku kesulitan”
Shusima setuju, “bergabunglah dengan kaimi, tidak akan ada yang akan menyentuh pakaian mu”
Mereka berbaring ditempat mereka masing-masing
Shusima memberitahu kepada pelayan yang mengurus ashoka “lakukan pekerjaan mu jika pangeran ashok kembali datang”
Ashoka hanya tertawa, Ashoka tengkurap dan pelayan menggulung dhoti
dan membasuhkan krim di kakinya, dengan sangat jelsa shusima melihat
tidak ada cacad dan luka apapun di kaki ashoka, shusima langsung bangun
dari tempatnya dan ia pun kebingungan
Di malam hari, beberapa orang
prajurit sedang mengawal kereta pedati. Beberapa orang penjahat
mengamati gerak-gerik rimbongan prajurit dan pemilik pedati di balik
pepohonan, mereka menyerang prajurit dan pemilik pedati. Semua prajurit
di bantai habis oleh komplotan perampok, penyewa pedati berusaha melawan
kawanan peramok tapi ia pun mati karena diserang dari belakang,
komplotan penjahat menjarah habis semua uang, salah satu penjahat
membuka penutup wajahnya, salah satu dari penjahat itu ialah temannya
ashoka. Teman ashoka memutuskan untuk menggunakan uang itu untuk membeli
makanan dan menggunakan uang jarahan mereka untuk keperluan lainnya
“kami akan membagikannya pada semua orang yang membutuhkannya”
Diruang
pengadilan, shusima membentak prajurit dan mendodongkan pisaunya kepada
prajurit yang sudah memberitahukan tentang Agradoot. Shsuima meragukan
semua pernyataan prajurit.
Prajurit menjawab :” Aku memang sudah
melukai kakinya, dan wajah orang itu sangat mirip dengan pangeran
ashoka, aku tidak berbohong kepada mu”
Shusima menurunkan pedangnya
dari leher prajurit, shusim masih bingung karena ia tidak menemukan luka
apapun pada kaki ashoka seperti yang dikatakan oleh prajurit kepadanya.
Kilas
balik : ketika ashoka di kamar Rani Dharma, ashoka mengoleskan krim
obat yang diberikan oleh biarawan dan dengan secara nyata luka goresan
itu mendadak mengilang, Ashoka tersenyum senang dan mengingat ucapan
biarawan “ mereka tidak memberikan luka yang cukup serius, obati luka mu
dengan ini”
Shusima masih menginginkan mengetahui tentang Agradoot
“Jika memang antara ashoka dan agradoot sama, dan jika bukan pasti
mereka orang yang berbeda, cari tahu siapa orang itu”
Perecap :
shusima meminta ashoka datang kepengadilan, ia meminta ashoka
menceritakan tentang keadaan pengungsi di desa vaan, Shusim :” mereka
tidak hanya membunuh semua prajurit kami, tetapi mereka pun mencuri
semua uang kami”
shusima ketika itu mengancam ashoka bahwa ia akan kembali dijadikan tahanan pidana, dan shusima tidak akan mau membatu ashoka.
ashoka
menolak untuk member tahu semua hal itu kepada shusima, ashok tidak mau
mengingkari semua janji dan tekadnya, shusima mengikat tangan dan
kakinya lalu menendang ashoka, ashoka terjatuh ke sungai dan berusaha
untuk melepaskan ikatan di tangannya
#Made, 15 Oktober 2015