http://abadkejayaan-antv.blogspot.com/
SINOPSIS ASHOKA EPISODE 188 (19th Oct 2015 On Colors TV) EPISODE 198 ON ANTV
Di kamar charumitra, ia sedang membuat cappati dari tepung
Cahru mengingat ucapan wanita penyihir kepadanya
Kilas balik ketika wanita penyihir meminta agar cahru memberikan cappati tepung buatan tangannya sebelum matahari terbenam.
Cahru membalik cappati buatannya, kemudian ia melakukan mantra tantra
pada beberapa lembar kerta berawarna mereah dan menyebarkan serbuk
kuning diatas buku, kemudian setiap lembar kertas terbang dan berubah
wujud menjadi kumpulan laba-laba, cahru tertawa dengan sangat
menyeramkan.
Dharma masih berkeliling di koridor istana, diluar
koridor dharma bertanya kepada pelayan tentang ashoka, pelayan
mengatakan pada rani dharma bahwa ia pun tidak melihat ashoka dan tidak
tahu keberadaannya.
Dharma terkejud ketika tangannya tertumpah
kotoran hijau, ia menoleh keatas tapi tidak menemukan siapapun, dharma
langsung pergi. Dari atas balkon cahru mengintip dharma dan mengatakan
“Hanya tinggal menunggu dan melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.
Shusima masih menuju ke Kaali Padhi, ia menghentikan perjalanannya dan meminta agar semua prajuritnya makan dengan sangat baik
Shusima :”Pastikan tidak ada bukti yang tersisa, tidak ada orang yang mengetahui apa yang kita lakukan”
Ashoka masih berlari d ihutan ia juga akan ke kaali Padhi untuk
membantu nasib para pengungsi, ashok terjatuh. Seekor macan mengaum di
balik pepohonan, macan akan segera menyerang ashoka. Ashoka terus
melangkah mundur, di saat bersamaan jelmaan singa kakeknya mengaum,
singa dan macan terlibat perkelahian ashoka berlari dan melihat kudanya.
Charumitra bersama dengan ahenkara dan shubarsi mengumpulkan semua
orang untuk mengumumkan sesuatu yang sangat penting, charu kedatangan
dua orang wanita tamu istimewa. Cahru mengumumkan tentang orang yang
akan menjadi permaisuri baru dalam waktu dekat.
Di kamar dharma,
dharma datang ke tempat mandinya untuk membersihan semua kotoran yang
ada d ilengannya ia memanggil kasturi tapi kasturi tidak datang, ia
melepas semua perhisannya, seekor laba-laba besar menempel di punggung
Dharma.
Di hadapan dua orang tamunya, cahrumitra membicarakan tentang Ahenkara. Charu memberikan hadiah kalung untuk Ahenkara.
Helena juga berada diruang pertemuan ahenkara, Helena berfikir
:”Ahenkara akan menjadi sangat sedih ketika semua permainan akan berubah
di masa depan, siamak akan menjadi raja setelah semua itu terjadi".
Seoarang wanita (tamu istimewa cahru) ia bertanya :” Rani Dharma dimana dia?”
Cahru berfikir :”Sekarang lihat siapa yang akan menyelamatkan mu ?”
Cahru hanya tersenyum karena merasa semua rencananya pada dharma akan
berhasil.
Dharma duduk, ia masih melepaskan semua perhiasannya,
Dharma :”Dimana ashoka, akupun tidak bertemu dengan Radhagupta, dimana mereka?.
Dharma merasakan hal yang aneh menggerayapi bagian punggungnya,
beberapa laba-laba memanjat ke punggungnya, dharma mersa sangat tidak
nyaman dan mulai menjerit ketakutan. Dharma mulai memanggil pelayan,
“Shukania kau dimana?” pelayan kalian semua dimana mengapa tidak ada
yang mau mendengarkan ku, tolong bantu aku”
Dharma mendekat
pada bak pemandian, ia melihat dari pantulan air seekor laba-laba muncul
dari pundaknya, dharma mulai menjerit dan ia berlari ketika laba-laba
lainnya menggerayapinya
.
Di tempat Bindusar, Ulka datang untuk memeriksa keadaan chanakya.
Chanakya meminta agar ulka mau membatunya.
Chanakya mengatakan pada Ulka :” Ulka kemarilah, tolong kau.., bantu
aku Ulka, aku tidak mempunyai obat untuk racun ini.., tolonglah aku
Ulka”
Ulka segera memapah Chanakya keluar dan membawanya pergi
keluar, sepenjang perjalanannya bersama dengan chankya, ulka hanya
tersenyum memperhatikan keadaan chankya yang semakin lemah.
Yang mulia Bindusar melihat ulka membawa chankya pergi
Bindu :"Aku hanya memastikan bahwa ulka memperlakukan chanakya dengan baik, chanakya harus tetap aman"
Dharma berlari dan berteriak histeris ke tempat pertemuan cahrumitra,
ia menjerit ketakutan, kotoran di tangannya masih belum di bersihkan
ikatan rambut dan perhiasannyanya sudah dilepaskan, ia terus menjerit dan menangis di hadapan semua orang. Semua orang kebingungan melihat tingkah Dharma.
Ibu suri Helena menegur dharma :”Dharma kau seorang permasuri, mengapa kau berteriak tingkah mu sangat tidak sopan”
Dhrama memohon pada Helena agar ia bersedia membatunya, “Laba-laba ini,
mereka semua akan membunuh ku” ujar dharma ia menangis ketakutan dan
meminta pada ibu suri helana.
Semua orang tidak melihat apa yang
dharma katakan, tidak ada apapun di tubuh dharma hanya ada kotoran di
sebelah lengan dharma, ibu suri kembali menasehati dharma, ia meminta
agar dharma memikirkan semua orang yang ada di ruangan cahrumitra.
Shubarasi dan ahenkara menghawatirkan dharma.
Ahenkara mencoba untuk menenangkan dharma :”Rani Dharma, cobalah
tenangkan diri mu aku pasti akan membantu mu, apa kau baik-baik saja?”
Teman wanita dari tamu bertanya pada temannya :”Wanita itu siapa”
Temannya menjawab :”Dialah Rani dharma yang ku bicarakan, dharma istri keempat Bindu”
Seorang wanita tamu istimewa cahru kembali bicara di hadapan semua
orang seolah ia meledek dharma :”Aku sama sekali tidak pernah menyangka,
yang mulia menikahi wanita gila”
Charu berpura-pura untuk peduli
dan bersikap baik pada dharma, ia mencoba menangkan dhrma yang sejak
tadi menjerit histeris dan ketakutan
Cahru menegur dan memarahi
kedua tamunya yang tidak sopan kepada dharma di depan Helena, shubarasi
dan ahenkara:” “Apa kalian tidak mencoba bertanya tentang semua yang
sudah ia lalui, atau kalian mencoba untuk membantunya sekali saja?.
Siapapun bisa berada dalam posisinya, pikirkan bagaimana kalian akan
melaluinya jika kejadian ini menimpa kalian?. Kau tidak perlu
mengejeknya, secara tidak langsung kau juga mengejek yang mulia, aku
sangat malu pada kalian, kalian begitu tidak berperasaan”
Cahru menghibur dharma dan menenangkan dharma :”Dharma, kau akan baik-baik saja, aku akan membantu mu”
Helena hanya terdiam melihat tingkah laku cahrumitra pada dharma.
Ashoka masih dalam perjalanannya menunggangi kuda hitam ke kaali Padhi.
Ashoka berfikir :” Aku harus mencapai kaali pdhi sebelum matahari
terbenam”
Di kamar dharma, cahru duduk di atas tempat tidurnya dan masih menenagkan dhrma.
Cahru :”Tenanglah dharma”
Dhrama masih kerakutan dan menunjuk ke lengannya, ia masih berteriak
dan belum bisa tenang :” Tapi laba-laba itu, mereka akan membunuh ku”
Cahru :”Aku tahu Dharma, apa yang sudah kau katakan kau tidak berbohong, sekarang beristirahatlah
”
Dharma berbaring cahru menyelimuti dharma, Dharma mulai mejamkan matanya
Cahru :”Tidurlah, aku akan menjaga mu dan berada disamping mu”
Cahru mengusap dahi dharma, ia melihat kearah jendela. Cahru berfikir
:” Aku harus segera memberikannya memakan cappati buatan ku sebelum
matahari terbenam”
Ditengah perjalanan, tiba-tiba kuda shusima
menolak untuk melanjutkan perjalanan. Di hadapan shusima dan semua
prajuritnya agradoot berdiri
Shusima mengingat tentang seketsa wajah agradoot yang kaalatak berikan padanya ketika ia berada dikamarnya.
Kilas balik : ketika kaalatak menunjukkan seketsa wajah agradoot dan shusima berjanji akan menagkap Aggradoot
Shusim :”Hahaha…, jadi rupanya ini Agradoot? Kau berani datang
kehadapan ku tanpa membawa senjata apapun!. Tujukanlah wajah mu pada ku”
Agradoot :” Jika kau ingin menlihat bagaimana wajah ku, kau bisa membayangkan penderitaan rakyat biasa sebagai diri ku”
Shsuim :” Aku akan segera menghukum mereka dan menunjukkan keadilan”
Agradoot :”Berhentilah menguji kesabaran mereka, jika semuanya menjadi kacau maka kau akan kehilangan segalanya”
Shusima meresakan teantangan dari ucapannya.
Shsuima meminta agar sebagian prajuritnya menangkap Aggradoot, dan sebagian lagi ikut dengannya ke kaali padhi
Sebagian prajurit memagangi ashoka (Aggradoot) satu tentara mencoba untuk membuka penutup wajah ashoka.
Perecap : Beberpa parjurit diperintahkan oleh shusima untuk menahan
ashoka dan sisa dari beberapa prajurit mengikuti shusima berlari
dibelakangnya. Di hutan ulka mendorong chankaya, chankya terjatuh dan ia
berbaring, chankya meminta agar ulka memakai senjata, ketika itu ulka
menyebutkan nama ibu suri helana, yang mulia bindusara terkejut
mendengar ucapan ulka
Ulka tersenyum senang.