http://abadkejayaan-antv.blogspot.com/
Sebagian para prajurit Shusima menahan dan memegangi ashoka, shusima meminta agar Ashok (Agradoot) untuk menyerah.
Shusima :”Aku akan mengampuni hidup mu, bukalah penutup wajah mu”
Satu prajurit akan mendekati ashoka (Agraddot) dan akan segera membuka
penutup wajahnya, tapi ashoka (Agradoot) tiba-tiba menendangnya, ia
mendorong semua prajurit dan membuat shusima bertambah marah
Di hutan, ulka mendorong chanakya, chanakya jatuh tidak berdaya dan ia hanya berbaring ditanah
Chanakya :” “Mengapa kau melakukannya?” dengan nafas yang berat chanakya bicara pada ulka
Ulka :” Aku hanya memenuhi keinginan seorang wanita”
Chanakya :” Kau Vishkanaya?”
Ulka :”Sayangnya kau harus mati karena mereka dan inilah keadilan”
Chanakya :” Pasir hanyalah pasir”
Ulka :”Tidak akan ada orang yang akan menyesalinya”
Chanakya :”Aku punya permintaan terakhir, mengapa tidak pakai senjata,
aku hanyalah manusia biasa, aku hanya ingin tahu itu saja”
Ashoka (Agradoot) masih dikelilingi oleh prajurit, shusima sudah tidak mau membuang-buang waktunya.
Shusim :”Jika para pengungsi pergi dari tempat itu, maka akan terlambat
untuk kita”. Shusima meminta agar keempat prajuritnya menemaninya pergi
ke kaali padhi
Shusima :”Sisa tentara yang akan memaksanya, aku ingin melihat wajahnya nanti”
Prajurit mengikat ashoka dengan tali, shusima pergi bersama keempat prajuritnya melanjutkkan perjalanannya ke Kaali Phadi
Kembali pada ulka yang membawa chanakya yang sudah sekarat ke hutan
Ulka :” Kau hanya membuat asumsi, bahwa sosok viskhanaya hanya menyebar
racun, tapi ia tidak akan pernah memberitahu tenang nama orang yang
sudah menyuruhnya”
Chanakya membicarakan tentang perangainya yang sangat lembut sebagai seorang wanita
Ulka :”Aku sudah tidak punya waktu lagi”
Chanakya :”Aku tidak bisa menghentikan racun yang sudah menyebar di dalam tubuh ku, aku akan mati”
Ulka : Aku tidak bisa melakukan apapun jika kau sudah tahu nama ku”
Chanakya : “Aku hanya ingin tahu siapa orang yang sudah mengalahkan semua permainan ku, itu saja”
Bindu bersama prajuritnya menuju ketempat chanakya dan ulka
Ulka :” Orang itu tidak hanya musuh mu, tetapi juga musuh Magadha, dia
orang yang sudah ditipu oleh Magadha, Muryavanashi yang mencoba untuk
melakuakan hal dimasa lalu, kau sudah melakukan keadilan untuk seorang
wanita, dia lebih kuat darimu, hatinya pun sudah menjadi batu oleh
apapun yang akan terjadi padanya di Murya, tapi aku tidak keras hati
seperti dirinya, dialah yang sudah menyuruh ku untuk membunuh orang yang
di sebutnya sebagai anak, dan ia menyebut dirinya sebagai seorang ibu,
dialah Ibu suri Helena” aku diperintahkan untuk membunuh bindusar" ulka
tersenyum puas
Bindu tersentak kaget ketika ia mendengar ucapan ulka, bindu akan segera sampai di tempat ulka dan chanakya,
chanakya sudah tidak sadarkan diri
Ulka mersakan denyut nadi chanakya, kemudian ulka dengan cepat pergi
dan melarikan diri, bindu menyuruh agar prajuritnya mencari ulka, Bindu
menghampiri chanakya yang sudah tidak sadarkan diri, bindu mencoba untuk
membangunkannya
Bindu :” Acarya bangunlah”, Ia mencoba untuk mengangkat tangan chanakya, tangan chanakya sudah lemas.
Shusima masih menunggangi kudanya, prajuritnya masih mengikutinya,
mereka masih dalam perjalanan ke tempat pengungsian di Kaali Padhi.
Semua rakyat di pengungsian sangat bahagia, teman-teman ashoka membagikan makanan dan pakian bersih hasil dari curian mereka
Ashoka (Agradoot) masih diikat oleh para prajurit, ia terus mencoba
untuk terbebas dari para prajurit, seorang tentara dengan keji memukuli
ashoka (agradoot) dan menyerangnya, ashoka (agradoot) terjatuh dan
berteriak “Ibuuuuuu”
Dikamar dharma, dharma tersentak kaget, cahru
ada besama dengan dharma, charu pun terkejut mendengar teriakan dharma.
Dharma ingin pergi keluar, tapi cahru meminta agar dharma tetap
beristirahat
Charu :”Apa yang terjadi?”
Dharma :”Aku bermimpi
buruk tentang ashoka, ku rasa dia sedang dalam masalah, aku harus
melihat dan memastikan bahwa ashoka baik-baik saja”
Charu menyangkal :” Kau harus makan”
Dharma tetap pada keinginannya, ia ingin melihat dan bertemu dengan ashoka putranya
Charu :”Kau ingin pergi, tapi bagaimana jika ashoka melihat keadaan mu
yang sedang tidak sehat, kau ingin membuatnya menjadi kacau?” tidak
dharma, itu tidak benar rasa khawatir mu pada putra mu itu akan
menunjukkan bahwa kau sama sekali tidak percaya padanya, dengan begitu
ashoka akan kehilangan kepercayaan dirinya, aku bisa mengatakan hal ini
sebagai pengalaman ku”
Dharma meminta maaf pada cahru dan ia bertanya :”Mengapa kau begitu menghawatirkan ashoka?”
Cahru :’Aku sama sekali tidak membenci mu atau pun ashoka, aku sudah
terbiasa hidup dengan permasuri lain dari yang mulia, aku hanya tidak
ingin sesuatu terjadi pada mu disaat yang mulia tidak ada”
Dharma sangat terlena dan sangat terperdaya dengan kata-kata cahru
Charu lebih bertindak seolah ia lebih merasa simpatik pada dharma
Charu : Aku bisa memahami rasa sakit yang kau rasakan saat yang mulia
tidak ada bersama dengan mu, aku menerima kenyataan bahwa yang mulia
senang dengan mu, cemburu itu hanya hal yang alami, makanlah sesuatu”
Dharma setuju dan duduk di tempat tidurnya, charu mengambilakanny
a
makan dan menyuapi dharma, charu tersenyum, seketika senyumnya sirna
dan tatapan matanya keji pada dharma, cahru kembali mengingat ucapan
wanita penyihir padanya :” Mereka seharusnya tidak meragukan mu sama
sekali” cahru berfikir :”Hanya tinggal menunggu sesuatu yang akan
terjadi padanya”
Shusima hampir sampai di Kaali Padhi, ia dan para prajuritnya berhenti dari kejauhan dan melihat apa yang sedang terjadi disana
Di pengungsian seorang wanita datang untuk menemui teman ashoka dan
mengucapkan rasa terima kasihnya pada agradoot karena sudah membatunya
dan juga membantu semua orang, wanita itu memberkati mereka, semua warga
pengungsi bersorak sorai untuk agradoot.
Shusima sangat marah menyaksikan semua orang yang bersorak sorai untuk Agradoot
Shusima :” Aku sudah datang dan akan kembali untuk merebut semua yang
sudah mereka ambil dari ku, aku harus kejam atas apa yang mereka lakukan
sehingga mereka membenci keadaan mereka, tidak ada lagi orang yang
akan berfikir untuk melawan ku tidak akan ada seorang anak atau seorang
ibu yang akan aku biarkan hidup, aku akan mengubahnya menjadi kuburan
dan yang mulia tidak perlu tahu tentang hal yang terjadi di sini,
agradoot tidak akan pernah datang lagi untuk menyelamatkan mereka”
Shusima memacu kudanya, prajurit berlari mengikutinya dari belakang.
Mereka semua mulai melangkah maju menuju tempat para pengungsi, tetapi
sebuah pedang segera menancap ke tanah dan menghalangi langkah shusima
dan para prajuritnya, agradoot muncul di hadapan mereka, agradoot segera
memegang pedangya. Shusima bertanya-tanya “Mengapa agradoot bisa sampai
disini sebelum dirinya menyerang para pengungsi”
Kilas balik ketika
ashoka (Agradoot) mengikat semua para prajurit di pohon.Agradoot bilang
:” Jangan menguji kesabaran orang biasa”
Agradoot :” Kami melakukan
banyak hal ketika kami mengambil perintah, jika manusia bisa saja bisa
mengalahkan para prejurit mu maka kau harus berfikir apa yang akan kami
lakukan bersama-sama, hal itu akan lebih baik untuk mu untuk kembali”
Shusima meminta agar semua prajurit meninggalkan dirinya bersama agradoot
Agraaoot :” Jika memang kau takut kalah, mengapa kau terus membawa prajurit mu bersama dengan mu”
Perecap :” Shusima dan Agraadoot saling berhadapan. Shsuim :”Ku pikir
aku tahu siapa diri mu, untuk itulah kau menutupi wajah mu dan lebih
mencintai identitas mu dari pada nyawa mu sendiri”
Ashoka (Agradoot) menutupi wajahnya saat perang terjadi dan mengatakan pada Shusima :” Kembalilah di lain waktu”