Sejarah Nurbanu Sultan ( Merve Bolugur )
Sejarah Nurbanu Sultan ( Merve Bolugur )
Nurbanu berpengaruh dalam perkembangan
pembangunan dan sistem politik Kerajaan
Ottoman
Nurbanu merupakan seorang gadis yang berasal
dari Pulau Paros, Republik Venesia. Saat itu,
wilayahnya masih menjadi bagian dari Yunani.
Nurbanu menjelma menjadi permaisuri yang
paling disukai Sultan Selim II dari Kerajaan
Ottoman Turki.
Nurbanu naik menjadi permaisuri saat anak laki-
lakinya dari Sultan Selim II diangkat menjadi
putra mahkota. Anak laki-laki tersebut kelak akan
menggantikan sang ayah menjadi Sultan
Ottoman dengan gelar Sultan Murad III.
Saat itu, Nurbanu diangkat menjadi ibu suri
kerajaan yang lebih dikenal dengan Valide Sultan
pada 1566 M.
Nurbanu lahir pada 1525 M. Menurut catatan
Venesia, Nurbanu memiliki nama kecil Cecilia
Venier Baffo Olivia. Ia merupakan anak dari Nicolo
Venier, seorang Lord of Paros bernama Violante
Baffo.
Nurbanu merupakan keponakan dari Duke of
Venesia, Sebastiano Venier. Saat kerajaan
Ottoman Turki menaklukan Paros, Nurbanu
diambil menjadi selir Sultan Selim II. Ia pun resmi
menjadi Harem Kerajaan Ottoman. Cecilia yang
tadinya beragama Katolik menjadi Islam dan
berganti nama menjadi Afifah Nurbanu.
Kisah lain tentang Nurbanu didapat dari surat
Sultana Safi yang dikirim untuk The Most Serene
Republik Venesia. Di surat itu terdapat tanda
tangan Baffo, ibu dari Mehmed III yang
menceritakan Nurbanu bernama asli Rachel dan
ayahnya bernama Joseph Nasi yang berasal dari
Spanyol.
Menjadi selir pada usia 12 tahun pada 1537,
Nurbanu dipilih menjadi permaisuri kesayangan
Sultan Selim II dan melahirkan tiga anak
perempuan dan satu laki-laki. Setelah menjadi
permaisuri, dia pun menjadi kepala harem
kesultanan.
Meskipun Sultan Selim II mengambil selir lain,
Nurbanu tetap menjadi istri yang paling disayang
karena kecantikan dan kecerdasannya. Selama
menjadi permaisuri, Nurbanu juga mendampingi
suaminya sebagai penasihat.
Bahkan, saat Sultan Selim II wafat pada 1574,
Nurbanu setia mendampingi jasadnya dan
memasukkannya ke dalam lemari pendingin
sembari menunggu anaknya kembali.
Sepeninggal suaminya, Nurbanu bersama Wazir
Agung Sokollu Mehmet Pasha menjabat sebagai
kepala penasehat Murad III.
Nurbanu menjadi bagian dari Kesultanan
Ottoman dan menjalin kerja sama dengan
Catherine de Medici seorang Bupati Perancis.
Mereka bekerja sama dalam bidang hukum dan
pengadilan.
Sejak suaminya meninggal, secara de facto dia
menjadi penguasa sebagai ibu suri selama
sembilan tahun, dari 1574-1583. Sejak
kepemimpinannya
, Nurbanu berpengaruh dalam
perkembangan pembangunan dan sistem politik
Kerajaan Ottoman.
Nurbanu menugaskan arsitek Mimar Sinan untuk
membangun Masjid Atik Valide di Istanbul. Ia
merupakan seorang istri yang setia.
Pembuktiannya terjadi ketika pemerintahan yang
dipimpinnya mengalami ketidakstabilan saat
suaminya wafat.
Ketika itu, anaknya, Pangeran Murad, dikirim
untuk melayani Gubernur Manisa di Agean. Saat
itu, merupakan kesempatan bagi orang lain
untuk merebut kekuasaan saat sultan wafat dan
anaknya yang jauh dari ibu kota.
Nurbanu menyadari hal itu, sehingga dia
mengambil tindakan dengan cepat.
Menyembunyikan jasad suaminya dalam lemari
pendingin merupakan cara untuk
mempertahankan kekuasaan. Sehingga, orang
lain mengganggap sultan masih hidup.
Keamanan dan kerahasiaan harem kesultananan
merupakan yang paling penting dan harus dijaga
ketat saat itu. Selama 12 hari, Nurbanu mampu
menutup rapat sampai anaknya Murad kembali.
Nurbanu kemudian menjadi ibu suri, posisi
tertinggi seorang wanita di Kekaisaran Ottoman.
Dia menjadi sosok yang tangguh dengan
pengaruh yang luas. Dia pun dikenal menjadi
pionir adanya Kesultanan Wanita.
Namun, seberapa pun tinggi jabatan seorang
wanita, tetapi ruang geraknya terbatas.
Kemudian, dia bekerja sama dengan Esther
Handali pemilik toko perhiasaan sebagai
pembawa pesan untuknya.
Dengan kemampuannya memimpin Ottoman
menimbulkan kebencian dari kerajaan lain. Isu
yang beredar Nurbanu meninggal dunia karena
dibunuh dengan diracuni agen dari Republik
Genoa.
Nurbanu pun meninggal pada 7 Desember 1583.
Dia dimakamkan di dekat makam suaminya,
Sultan Selim II yang terletak di Masjid Hagia
Sophia Sultanahmet, Istanbul, Turki.