Beranda · UTTARAN · FATMAGUL · EFSUN BAHAR· KAALI DAN GAURI· ARTIKEL AK· VEERA· ASHOKA· SERIAL TV

SINOPSIS ASHOKA EPISODE 189 (20th Oct 2015 On Colors TV)



http://abadkejayaan-antv.blogspot.com/









Sebagian para prajurit Shusima menahan dan memegangi ashoka, shusima meminta agar Ashok (Agradoot) untuk menyerah.
Shusima :”Aku akan mengampuni hidup mu, bukalah penutup wajah mu”
Satu prajurit akan mendekati ashoka (Agraddot) dan akan segera membuka penutup wajahnya, tapi ashoka (Agradoot) tiba-tiba menendangnya, ia mendorong semua prajurit dan membuat shusima bertambah marah
Di hutan, ulka mendorong chanakya, chanakya jatuh tidak berdaya dan ia hanya berbaring ditanah
Chanakya :” “Mengapa kau melakukannya?” dengan nafas yang berat chanakya bicara pada ulka
Ulka :” Aku hanya memenuhi keinginan seorang wanita”
Chanakya :” Kau Vishkanaya?”
Ulka :”Sayangnya kau harus mati karena mereka dan inilah keadilan”
Chanakya :” Pasir hanyalah pasir”
Ulka :”Tidak akan ada orang yang akan menyesalinya”
Chanakya :”Aku punya permintaan terakhir, mengapa tidak pakai senjata, aku hanyalah manusia biasa, aku hanya ingin tahu itu saja”
Ashoka (Agradoot) masih dikelilingi oleh prajurit, shusima sudah tidak mau membuang-buang waktunya.
Shusim :”Jika para pengungsi pergi dari tempat itu, maka akan terlambat untuk kita”. Shusima meminta agar keempat prajuritnya menemaninya pergi ke kaali padhi
Shusima :”Sisa tentara yang akan memaksanya, aku ingin melihat wajahnya nanti”
Prajurit mengikat ashoka dengan tali, shusima pergi bersama keempat prajuritnya melanjutkkan perjalanannya ke Kaali Phadi
Kembali pada ulka yang membawa chanakya yang sudah sekarat ke hutan
Ulka :” Kau hanya membuat asumsi, bahwa sosok viskhanaya hanya menyebar racun, tapi ia tidak akan pernah memberitahu tenang nama orang yang sudah menyuruhnya”
Chanakya membicarakan tentang perangainya yang sangat lembut sebagai seorang wanita
Ulka :”Aku sudah tidak punya waktu lagi”
Chanakya :”Aku tidak bisa menghentikan racun yang sudah menyebar di dalam tubuh ku, aku akan mati”
Ulka : Aku tidak bisa melakukan apapun jika kau sudah tahu nama ku”
Chanakya : “Aku hanya ingin tahu siapa orang yang sudah mengalahkan semua permainan ku, itu saja”
Bindu bersama prajuritnya menuju ketempat chanakya dan ulka
Ulka :” Orang itu tidak hanya musuh mu, tetapi juga musuh Magadha, dia orang yang sudah ditipu oleh Magadha, Muryavanashi yang mencoba untuk melakuakan hal dimasa lalu, kau sudah melakukan keadilan untuk seorang wanita, dia lebih kuat darimu, hatinya pun sudah menjadi batu oleh apapun yang akan terjadi padanya di Murya, tapi aku tidak keras hati seperti dirinya, dialah yang sudah menyuruh ku untuk membunuh orang yang di sebutnya sebagai anak, dan ia menyebut dirinya sebagai seorang ibu, dialah Ibu suri Helena” aku diperintahkan untuk membunuh bindusar" ulka tersenyum puas
Bindu tersentak kaget ketika ia mendengar ucapan ulka, bindu akan segera sampai di tempat ulka dan chanakya,
chanakya sudah tidak sadarkan diri
Ulka mersakan denyut nadi chanakya, kemudian ulka dengan cepat pergi dan melarikan diri, bindu menyuruh agar prajuritnya mencari ulka, Bindu menghampiri chanakya yang sudah tidak sadarkan diri, bindu mencoba untuk membangunkannya
Bindu :” Acarya bangunlah”, Ia mencoba untuk mengangkat tangan chanakya, tangan chanakya sudah lemas.
Shusima masih menunggangi kudanya, prajuritnya masih mengikutinya, mereka masih dalam perjalanan ke tempat pengungsian di Kaali Padhi.
Semua rakyat di pengungsian sangat bahagia, teman-teman ashoka membagikan makanan dan pakian bersih hasil dari curian mereka
Ashoka (Agradoot) masih diikat oleh para prajurit, ia terus mencoba untuk terbebas dari para prajurit, seorang tentara dengan keji memukuli ashoka (agradoot) dan menyerangnya, ashoka (agradoot) terjatuh dan berteriak “Ibuuuuuu”
Dikamar dharma, dharma tersentak kaget, cahru ada besama dengan dharma, charu pun terkejut mendengar teriakan dharma. Dharma ingin pergi keluar, tapi cahru meminta agar dharma tetap beristirahat
Charu :”Apa yang terjadi?”
Dharma :”Aku bermimpi buruk tentang ashoka, ku rasa dia sedang dalam masalah, aku harus melihat dan memastikan bahwa ashoka baik-baik saja”
Charu menyangkal :” Kau harus makan”
Dharma tetap pada keinginannya, ia ingin melihat dan bertemu dengan ashoka putranya
Charu :”Kau ingin pergi, tapi bagaimana jika ashoka melihat keadaan mu yang sedang tidak sehat, kau ingin membuatnya menjadi kacau?” tidak dharma, itu tidak benar rasa khawatir mu pada putra mu itu akan menunjukkan bahwa kau sama sekali tidak percaya padanya, dengan begitu ashoka akan kehilangan kepercayaan dirinya, aku bisa mengatakan hal ini sebagai pengalaman ku”
Dharma meminta maaf pada cahru dan ia bertanya :”Mengapa kau begitu menghawatirkan ashoka?”
Cahru :’Aku sama sekali tidak membenci mu atau pun ashoka, aku sudah terbiasa hidup dengan permasuri lain dari yang mulia, aku hanya tidak ingin sesuatu terjadi pada mu disaat yang mulia tidak ada”
Dharma sangat terlena dan sangat terperdaya dengan kata-kata cahru
Charu lebih bertindak seolah ia lebih merasa simpatik pada dharma
Charu : Aku bisa memahami rasa sakit yang kau rasakan saat yang mulia tidak ada bersama dengan mu, aku menerima kenyataan bahwa yang mulia senang dengan mu, cemburu itu hanya hal yang alami, makanlah sesuatu”
Dharma setuju dan duduk di tempat tidurnya, charu mengambilakanny
a makan dan menyuapi dharma, charu tersenyum, seketika senyumnya sirna dan tatapan matanya keji pada dharma, cahru kembali mengingat ucapan wanita penyihir padanya :” Mereka seharusnya tidak meragukan mu sama sekali” cahru berfikir :”Hanya tinggal menunggu sesuatu yang akan terjadi padanya”





Shusima hampir sampai di Kaali Padhi, ia dan para prajuritnya berhenti dari kejauhan dan melihat apa yang sedang terjadi disana
Di pengungsian seorang wanita datang untuk menemui teman ashoka dan mengucapkan rasa terima kasihnya pada agradoot karena sudah membatunya dan juga membantu semua orang, wanita itu memberkati mereka, semua warga pengungsi bersorak sorai untuk agradoot.
Shusima sangat marah menyaksikan semua orang yang bersorak sorai untuk Agradoot
Shusima :” Aku sudah datang dan akan kembali untuk merebut semua yang sudah mereka ambil dari ku, aku harus kejam atas apa yang mereka lakukan sehingga mereka membenci keadaan mereka, tidak ada lagi orang yang akan berfikir untuk melawan ku tidak akan ada seorang anak atau seorang ibu yang akan aku biarkan hidup, aku akan mengubahnya menjadi kuburan dan yang mulia tidak perlu tahu tentang hal yang terjadi di sini, agradoot tidak akan pernah datang lagi untuk menyelamatkan mereka”
Shusima memacu kudanya, prajurit berlari mengikutinya dari belakang. Mereka semua mulai melangkah maju menuju tempat para pengungsi, tetapi sebuah pedang segera menancap ke tanah dan menghalangi langkah shusima dan para prajuritnya, agradoot muncul di hadapan mereka, agradoot segera memegang pedangya. Shusima bertanya-tanya “Mengapa agradoot bisa sampai disini sebelum dirinya menyerang para pengungsi”
Kilas balik ketika ashoka (Agradoot) mengikat semua para prajurit di pohon.Agradoot bilang :” Jangan menguji kesabaran orang biasa”
Agradoot :” Kami melakukan banyak hal ketika kami mengambil perintah, jika manusia bisa saja bisa mengalahkan para prejurit mu maka kau harus berfikir apa yang akan kami lakukan bersama-sama, hal itu akan lebih baik untuk mu untuk kembali”
Shusima meminta agar semua prajurit meninggalkan dirinya bersama agradoot
Agraaoot :” Jika memang kau takut kalah, mengapa kau terus membawa prajurit mu bersama dengan mu”
Perecap :” Shusima dan Agraadoot saling berhadapan. Shsuim :”Ku pikir aku tahu siapa diri mu, untuk itulah kau menutupi wajah mu dan lebih mencintai identitas mu dari pada nyawa mu sendiri”
Ashoka (Agradoot) menutupi wajahnya saat perang terjadi dan mengatakan pada Shusima :” Kembalilah di lain waktu”



SINOPSIS SHEHRAZAT ANTV


Artikel keren lainnya: