Damini ada di depan
pintu kamar mayat ketika pengusung jenazah datang dan menutupnya. Dia
kembali ke ruang perawatan ketika si wanita tak sengaja menjatuhkan
benda milik Iccha ke lantai. Gelang menggelinding dan berhenti di kaki
Damini. Dia mengambilnya….melihat dengan seksama dan berkata…”Ini
gelang Ichaa”
Dia berjalan ke arah wanita yang mengumpulkan barang-barang lain dan
dimasukkan k etas. Si wanita mengatakan bahwa itu adalah sesuatu yang
datang dan pergi. Dia melihat gelang di tangan Damini dan memintanya.
Damini memegang lengan wanita itu dan melihat barang-barang
lainnya….Sari dan mangalsutra. Dia menjatuhkan dirinya dan berteriak
Icchki. Dia mengambil tas plastic dari si wanita yang terus mengatakan
bahwa itu adalah barang milik korban kecelakaan yang telah mendonorkan
jantungnya.
Damini memeluk sari di tangannya dan menangis dengan tangisan yang
menyayat hati. Si wanita lanjut bertanya apakah dia saudara Iccha.
Damini menangis keras dan si wanita tidak mengerti apa yang terjadi.
Damini terlihat hendak kembali ke koridor dan jatuh ke lantai…pingsan.
Si wanita terkejut dan memanggil bantuan namun taka da seorang pun di
sana.
Kembali ke Haveli, Meethi (anak ichaa) membuat rotis. Dia melukai
dirinya saat tengah memasak dan menangis memanggil ibunya. Gomti
terlihat marah dan menegurnya karena menangis untuk hal semacam itu.
Meethi membalas memintanya untuk tidak mengatakan apapun padanya. “Dia
hanya bisa mengomel dia tidak akan mengerti apapun”. Gomti terkejut
melihat reaksi Meethi.
Kemudian Maiyya datang dan bertanya “apa yang tidak dimengerti? Mengapa
dia menangis? Apakah ada orang atau Gomti mengatakan sesuatu padamu?”
kemudian dia bertanya pada adiknya.
Pavitra menjelaskan bahwa tangan Meethi terbakar saat membuat rotis.
Maiyya menyuruhnya untuk pergi dan mengambil mentega dingin untuk
dioleskan ke tangannya. Pavitra berjalan ke arah pintu.
Meethi membalas “Tidak Maiiya aku menangis bukan karena terbakar. Aku
ingat ibuku” (music sedih mengalun). “Itu adalah nama pertama yang
muncul dipikiranku. Aku belum terlalu banyak menghabiskan waktu
dengannya namun entah mengapa aku mengingatnya setiap waktu” dia
menangis saat itu. Pasti ada suatu alasan mengapa dia sangat merindukan
ibunya, pastinya. “Kau juga seorang ibu setidaknya kau berusaha
mengerti kesedihanku. Aku harus bicara pada ibu. Tolong biarkan aku
bicara dengannya sekali saja”.
Maiyya membalas “kau menangis untuk hal kecil. Kau pergi keluar hari
ini tanpa memberitahu kami…mematahkan tradisi kami apakah aku mengatakan
sesuatu padamu? kau tahu…karena kau anak menantuku dan kami tidak ingin
kau berpikir bahwa kami berbohong” dia menyuruh Vishnu untuk membawanya
ke telepon umum dan membuatnya bicara pada ibunya.
Meethi sangat senang dan berterima kasih padanya dengan sepenuh hati. Dia yang terbaik “Ayo pergi Vishnu”
Mayya juga memberitahu Vishnu untuk tidak kembali hingga dia bicara pada
ibunya…tak peduli berapa banyak waktu yang diperlukan, hanya pastikan
dia bicara dengan ibunya. Meethi pergi bersama Vishnu meninggalak Gomti
dan Pavitra.
Maiyya mengatakan pada mereka, “Fokus pada pekerjaan. Biarkan gadis itu biucara dengan ibunya. Hanya itu!”
Nani datang ke rumah sakit dengan Divya. Dia mengeluh karena semua
orang menyembunyikan hal penting darinya termasuk Mukta. Tappu
kesayangannya tengah berjuang disini untuk hidupnya namun taka da
seorangpun yang memberitahunya. Dia ada di rumah ketika dia seharusnya
di situ bersama Tappasya.
Semuanya berusaha untuk menenangkannya mengingat dia memiliki tekanan
darah tinggi dan tidak dalam keadaan baik. Mereka tidak ingin
memperburuk kesehatannya. Divya juga menghiburnya dia mengatakan bahwa
dia juga tidak tahu. Karena tidak ingin dia sakit mereka tidak berani
memberitahu. Dia memeluk nani yang menangis.
Nani meminta nama pendonor. “Tolong dapatkan nama dan alamatnya”. Dia
ingin bertemu anggota keluarganya untuk berterima kasih. Divya setuju
dia mengatakan mereka semua akan berterima kasih pada mereka. Jogi
menggangguk setuju.
Si wanita datang menenmui mereka. Dia memberitahu mereka bahwa wanita
yang bersama dengan mereka…, dia jatuh pingsan dan telah dibawa ke
bangsal no 3.
Jogi dan Veer bertolak menuju bangsal ketika si wanita
mengatakan…”Mungkin wanita yang meninggal memiliki hubungan dengannya.
Dia melihat barang milik wanita itu…gelangnya dan jatuh pingsan”.
Mereka menghentikan langkahnya.
Wanita itu menambahkan “Sebelum pingsan. Dia berteriak sesuatu…Icchaa”.
Semua orang terkejut dan kamera menzoom wajah setiap orang satu persatu
Divya mengambil tas dari tangan si wanita, sari Iccha dan barang lainnya terjatuh ke lantai.
Veer melihat mangalsutra dan mengingat pernikahan mereka. Sementara
Joggi lanjut bertanya kepada si wanita mengenai wanita yang telah
meninggal (Iccha)…”Pendonor…tidak mungkin Iccha” tak ada yang percaya
dengan yang mereka dengar Iccha sedang pergi ke kuil. Orang ini tidak
mungkin Iccha.
Wanita itu mengatakan dia (Iccha) telah menyelamatkan putrinya di luar kuil.
Veer mengingat pernikahannya mengatakan…”Magalsutra ini milik Iccha”
Si wanita bertanya “jika dia milik seseorang…siapa dia?
Veer berteriak padanya “Dia…dia istriku. Dia.”
Dia berlari ke arah koridor. Jogi berteriak Iccha dan berlari
mendahului Veer sementara Mukta terisak shock dan menangis di lengan
Rathore. Dia juga meninggalkan Rathore dan pergi bersama mereka. Nani,
Divya dan wanita itu mengikuti mereka sementara Rathore diam saja
benar-benar shock dan terguncang.
Semua menuju koriodor memanggil Iccha dan berhenti di luar kamar mayat.
Si wanita memberitahu perawat jaga bahwa mereka keluarga korban
kecelakaan. Dia menerima dan semua diperbolehkan masuk satu persatu
setelah Veer.
Kamera kembali mengezoom mereka semua satu persatu. Veer datang dan
berdiri di dekat jenazah. Semua memandang dengan menahan nafas saat
Veer membuka kain penutup wajah Iccha.
Nampak wajah Iccha dengan darah yang mengering. Mukta dan Divya
memenutup mata mereka dalam kepedihan. Episode berakhir dengan wajah
shockVeer
Precap:
Nani mengatakan pada mayat Iccha “Chuhiya, aku tidak mengerti dirimu.
Apa yang kaulakukan? Meski kau meninggalkan dunia ini kau memberikan
jantungmu ke Tappasya. Aku malu pada diriku sendiri atas apa yang
pernah kulakukan padamu”. dia menghampiri jenazahnya dan berkata dengan
keras. “Aku mendengar bahwa orang yang meninggal jiwanya berkelana
selama 13hari setelah kematiannya. Aku harap kau dapat melihat…aku
menyentuh kakimu…maafkan aku Dewa! Veer tidak dapat mempercayai
penglihatannya dan semua orang menangis.