Abad Kejayaan ANTV

  • Home
  • UTTARAN
  • FATMAGUL
  • ELIF 3 SCTV
  • ARTIKEL
  • VEERA
  • ASHOKA
  • KAALI DAN GAURI
Beranda » Sinopsis Cinta Elif Episode 23 Part 4 Tayang Jumat 30 Oktober 2015

Sinopsis Cinta Elif Episode 23 Part 4 Tayang Jumat 30 Oktober 2015



GAMBAR



Daftar Sinopsis Cinta Elif Episode 23

Klik Bagian | Pertama | Kedua | Ketiga | Keempat | Kelima | Keenam|



 “Tinggalkan aku sendiri! Jangan mengurusi yang bukan urusanmu. Kenapa kau selalu mencampuri hidupku?”
“Sudah berapa lama semua ini (hubungan) terjadi? Jawab aku Nilufer!
“Jangan ikut campur! Tinggalkan aku sendiri!”
“Apa maksudmu dengan jangan ikut campur? Aku kakakmu dan pria itu orang yang sangat jahat.”
“Sekarang kau sebut aku adikmu. Dimana kau saat itu, saat aku melewati hari yang buruk (saat diculik)?”
“Aku berada di sampingmu, Nilufer. Ada di sisimu dan tak pernah meninggalkamu.”
“Aku sudah tahu semuanya, Elif. Metin sudah memberitahuku.”
“Apa yang kau lakukan dengan pria itu? Jadi sekarang kau mempercayainya? Nilufer pria itu memanfaatkanmu untuk melawanku.”
“Kau memang tahu semuanya. Kau selalu sempurna, dan akulah yang bodoh. Aku memang dimanfaatkan. Kau orang yang penuh cinta dan pantas dicintai. Bukan begitu Elif?” Nilufer meledek.
“Jangan mengatakan hal seperti itu? Nilufer dengarkan aku... “
“Aku sudah cukup mendengarkanmu Elif! Sekarang dengarkan aku. Aku sudah tahu semua pekerjaan kotor yang kau dan ayah kita lakukan. Aku tahu kalau melakukan pencucian uang.”
“Apa maksudmu? Aku dan ayah kita adalah orang-orang yang jahat, dan kau Cuma mempercayai kata-kata pria yang Cuma kau kenal selama 3 hari saja (Metin)? Dan kau tak menemuiku juga tak bertanya padaku.”
“Karena aku sudah menonton sendiri semuanya (video rekaman Elif saat pencucian uang di bank Roma).”
“Andai saja bisa kutangkap pria itu...” Elif kesal sekali.
“Apa yang akan kau lakukan? Kau juga seorang kriminal, Elif!”
“Baiklah. Karena Metin sudah mempertontonkan video itu, apakah dia mengatakan kenapa aku melakukan pencucian uang?”
“Tidak.”
“Nilufer! Metin mengancamku. Aku melakukan semuanya untuk menyelamatkanmu. Aku melakukan semuanya agar aku bisa melihatmu lagi. Aku tidak tahu soal pencucian uang hingga kematian ayah kita.”
“Aku tak mempercayaimu.” Nilufer melenggang pergi.
Elif menarik lengannya dengan kasar. “Apa maksudmu dengan kau tidak mempercayaiku. Kita belum selesai bicara. Pria itu memakaimu untuk melawanku dan kau sudah dibodohinya. Tujuan utamanya hanyalah untuk menjadikanku kurirnya. Dia meneleponku dua hari yang lalu dan mengancamku lagi. Jika dia sangat mencintaimu, kenapa dia menyuruh kakakmu menjadi kurir? Itukah kekasih yang hebat, yang kau bicarakan tadi... demi Tuhan!”
“Metin sungguh mencintaiku. Dia mencintaiku lebih dari kau mencintaiku, dan dia tak pernah melukaiku. Apa kau tahu saat aku diculik dulu, jika saja Metin tidak datang, apa yang akan terjadi padaku? Jika saja Metin tidak datang tepat waktu, salah satu anak buahnya akan memperkosaku. Metin lah yang menolongku.”
 
 “Nilufer, Demi Tuhan, Metin itu salah satu orang yang menculikmu...dia menyekapmu selama berhari-hari. Apa yang terjadi pada kita semuanya karena dia. Buka matamu Nilufer! Aku satu-satunya orang yang berusaha menyelamatkanmu.”
“Aku rasa kau tak pernah menyelamatkanku, Elif. Aku tak pernah mengiginkan kau melakukan apapun. Aku tak berharap. Kau bukan ibuku. Aku Cuma punya satu ibu dan dia telah tiada. Oke? Kau tak perlu berbuat apa-apa lagi untukku!”
“Nilufer, jangan katakan hal itu!”
“Aku akan mengemasi semua barang-barangku, dan aku akan pindah ke tempat pacarku (Metin). Karena disini sudah tidak ada lagi yang disebut keluarga. Semua orang sibuk dengan urusannya sendiri. Tinggalkan aku, Elif!”
“Kau harus melangkahiku dulu sebelum kau menemui pria itu!”
“Elif, enyahlah dari jalanku, karena aku akan tetap pergi...!”
“Tidak, kau tidak akan pergi.”
“Elif aku akan pergi!”
“Nilufer, kau tidak akan pergi kemanapun.”
 
 Elif lalu menampar Nilufer. Nilufer menangis. Elif sedikit menyesal. Tapi dia tetap tegas dan memanggil Huliya.
 “Ya, Nona Elif!” Huliya datang.
“Kemasi semua pakaian Nilufer ke dalam tas sekarang! Cepat!”
“Baik, Nona!” Huliya lalu masuk ke dalam.
Nilufer protes, “Kau tak bisa melakukan semua ini. Kau tak bisa mengirimku ke New York. Aku tak bisa meninggalkan Metin atau pergi kemanapun.”
“Aku kakakmu, Nilufer. Dan aku masih bertanggung jawab atas dirimu. Aku punya hak untuk memerintahmu. Kau akan menurutiku.”
 





Di sebuah terminal bus, Omer mondar-mandir memainkan korek apinya. Seseorang datang dengan mengemudikan sedan hitam. Omer tampak berhati-hati saat masuk ke dalam mobil orang itu.
Rupanya dia seorang polisi. Omer memanggilnya, “Komandan!”
 “Bagaimana kabarmu, Nak?” Tanya Komandan Sami. “Lama tak melihatmu.”
“Benar, Komandan!”
“Meninggalkan Van dan pindah kesini itu bagus. Kota ini butuh orang sepertimu. Ngomong-omong, kita harus membicarakan sesuatu.”
Mereka lalu pergi ke suatu tempat.
Sementara itu di penjara, teman satu selnya Taner turun dan membuat Taner terbangun.
“Kenapa kau memandangiku seperti itu?” Taner terkejut.
“Ada orang jalang, dan aku sedang mencarinya....” Jawab pria itu.
“Apa maksudmu?” Taner tak mengerti.
“Di dunia kami (dunia kejahatan), mereka menyebut laki-laki pencuri istri orang dengan istilah Jalang. Dan Tayyar membenci Orang jalang seperti itu.”
“Tayyar?” Taner shock. Ketakutan.
“Dia yang mengirimku kesini.” Ucap pria itu yang langsung mengeluarkan tali dan menjerat leher Taner, hingga tubuhnya merosok ke lantai. Taner berusaha melawan, namun tak mampu. Malam akhirnya ia tewas terbunuh di sel penjaranya.

Di tepi pantai, Omer mulai membicarakan Elif dengan Komandan Sami (mantan gurunya selama pendidikan polisi). 
 
 “Pria itu (Metin) merekam semuanya, Pak. Mereka mengatur dengan sangat profesional. Dan sekarang mereka mengancam gadis itu (Elif) dengan videonya.”
“Kau tahu bagaimana semua itu. Mereka tak akan meninggalkan gadis itu sampai mereka menyelesaikan pekerjaan mereka dengannya. Dengarkan aku! Mungkin kau akan menangkap ikan yang paling besar...”
“Aku tak tahu apakah itu tangkapan yang paling besar, Pak.. tapi... yang jelas mereka sudah melakukan pekerjaan kotor ini sejak lama. Berdasarkan buku harian Ahmed Denizer yang tersimpan di Roma, mereka telah mencuci uang hingga miiaran dolar.”
“Wow...jumlahnya sama dengan kekayaan negara berukuran kecil.”
“Benar.”
“Kucoba untuk memahami ini. Ahmed Denizer... merupakan rekanan para petinggi. Atau mungkin kaki tangannya.”
“Akupun berpikiran seperti itu. Ketika kita menangkap komplotan mereka, kita akan menemukan pembunuh Ahmed Denizer dan juga Sibel. Pak, ada seseorang yang menjadi kunci di kasus ini, dan namanya Metin.”
“Bagaimana dengan gadis itu. Namanya Elif kan...?”
“Ya....”
“Apa yang akan kita lakukan dengannya? Dia pun terlibat. Dia melakukan kejahatan itu. Dia bagian dari komplotan ini. Kita harus berbuat apa? Akankah dia membongkar perbuatannya sendiri?”
“Pak, setap orang akan membayar dosa-dosa mereka. Begitupun aku.”
Elif mengantar Nilufer ke rumah Tayyar. Nilufer sempat menolak saat turun dari mobil, namun Elif terus memegangi tangannya saat masuk ke dalam rumah Tayyar.

LANJUT KEBAGIAN KELIMA 

Daftar Sinopsis Cinta Elif Episode 23

Klik Bagian | Pertama | Kedua | Ketiga | Keempat | Kelima | Keenam|

 






DAFTAR SINOPSIS TERKAIT

Home
Subscribe to: Posts (Atom)

Artikel Terbaru

Sinopsis UTTARAN

Sinopsis ABAD KEJAYAAN 2 SCTV

Sinopsis FATMAGUL ANTV

Sinopsis EFSUN DAN BAHAR

Popular Posts

  • INILAH ALUR CERITA WAFATNYA VALIDE SULTAN (IBU SURI)
  • SINOPSIS CANSU HAZAL EPISODE 63 Minggu 8 Nopember 2015
  • Mengenal Cantiknya Putri Aybige diperankan oleh EZGI EYUBOGLU
  • Mengenal Hurrem Sultana Diperankan oleh Meryem Uzerli dari season 1 sampai season 3
  • Kumpulan 1001 Foto Off Screen Dalam pembuatan Serial Turki Abad Kejayaan

LIKE YA

Total Pageviews

Blog Archive

  • June (147)
  • May (328)
  • April (255)
  • December (34)
  • November (80)
  • October (109)
  • September (19)
  • June (15)
  • May (60)
  • April (71)
Powered by Blogger.
Copyright © 2014 Abad Kejayaan ANTV - Powered by Blogger
Template by Mas Sugeng - Versi Seluler